Tampilkan postingan dengan label materi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label materi. Tampilkan semua postingan

MUSIKALISASI PUISI SEBUAH PILIHAN APRESIASI KESENIAN

Selasa, 22 November 2011 | 1 komentar

Menyentuh ke-semangat-an nampaknya tidak terlepas dari gairah kreatifitas. Saat kita bersemangat adalah saat kita mempunyai keinginan. Karena hitungan detik selalu berubah dan waktu tak pernah sama, selalu baru, maka keinginan pun mengikuti waktu, selalu baru. Meskipun keinginan itu pernah terjadi, karena waktu maka keinginan itu pun baru.  Keinginan selalu dibarengi pula dengan gagasan baru, ide-ide baru.
Sekilas asal usul musik
Manusia belajar dari alam
Manusia menciptakan alat bunyi
Lahirnya tembang-tembang tradisional, etnis
Lahirnya alat-alat musik
Lahirnya beragam irama & genre

MUSIKALISASI PUISI. Ada dua kata, Musik (alisasi) dan Puisi.
Musik tak lepas dari Bunyi dan Irama yang selalu ada di mana pun, kita dapat merasakan jika kita mau menyadari, karena ada juga orang yang tidak menyadari hal irama itu. Pada alam semesta, kita melihat langit luas ber-awan yang menyembul di antara pegunungan. Pada bagian lain nampak segerombolan burung terbang bersama dengan sayapnya yang indah. Di bagian bawah kita saksikan air mengalir gemerecik, sampai ke lautan bertemu dengan sesekali deburan ombak besar bercanda menghantam pantai mengembalikan sampah yang terbawa air sungai. Dan seterusnya kita dapat mencoba membaca irama alam. Kelak kita akan belajar banyak dari Irama Alam ini.
Musikalisasi puisi di dalam bidang kesenian, dapat dikatakan satu bentuk kesenian  tersendiri.  Adalah suatu kegiatan penciptaan musik berdasar sebuah puisi, sehingga pesan yang ada dipuisi tersebut makin jelas maknanya. Beberapa istilah Musikalisasi Puisi, ada yang menyebutkan Poetry Singing, Tembang Puitik, Musik Puisi, Musiklisasi Syair, dll, adalah  Puisi yang disampaikan dengan cara musikalisasi, alat bantu utamanya ada pada musik.
Sejak awal pertumbuhannya, sastra dan musik memang saling terkait. Dalam kegiatan ini, segala aspek yang kini disebut seni, seperti sastra (mantera), musik, nyanyian, dan tarian, merupakan satu kesatuan yag saling mengisi. Dalam sejarah, baik di kebudayaan kita, maupun yang tercatat misalnya di Prancis di mana ada kesenian yang bernama  Troubadur, adalah sebuah bentuk kesenian yang memadukan antara musik, tari dan syair atau puisi itu.
1.      Kita bisa memadukan puisi dan musik
2.      Kita bisa memadukan musik sebagai pengiring kata-kata dan bukan menguasainya yang maksudnya musiknya lebih keras dan kuat dari puisi sehingga puisi kehilangan makna .
3.      Kita juga bisa mengungkapkan makna kata melalui musik. Pengungkapan makna dalam musik ini, bukan hanya pada musik vokal, tapi juga pada musik instrument.
Mengapa Puisi Dinyanyikan?
    Memberikan keseimbangan karya-karya musik atau lagu yang sedang bergulir pada saat ini yang cenderung polos, terlalu sederhana bahkan vulgar.
    Meningkatkan wawasan estetika dan penghargaan terhadap karya seni sastra secara kreatip melalui kontemplasi atau perenungan.

Dimulai dari adanya dua keinginan. Keinginan Penyair yang ingin memberikan puisinya kepada musik, ada Pemusik yang ingin memberikan musiknya pada puisi.
Faktor kesulitan menulis lagu untuk Musikalisasi Puisi, ialah saat kita mencoba mengharmonisasikan isi Puisi dengan Motif  yang ada pada Musik. Pada Puisi ada huruf, kata, baris, bait, koma, titik dll,  dan pada Musik  motif yang terdiri dari kira-kira dua bar atau birama, ada nada, frase, priode, yang keseluruhannya disebut lagu.
(Begitu pula pada prosa, saat kita akan membuat opera, yakni drama atau teater musik , di sana ada bab, alinea, kalimat, anak kalimat, koma, titik dll.)
Pemusik dan penyair harus saling paham tentang karyanya. Lalu mencoba mencari persepsi yang menuju kesamaan makna. Pada nada dan pada kata, misalnya, dicari keharmoniannya. Sehingga tidak terjadi ‘salah maksud’. Pemusik dan penyair harus memperhatikan gerak melodi, dan gerak syair. Pemusik harus lebih berhati hati dengan estetis nalurinya, agar musiknya tidak merusak suasana syair. Jadi tidaklah sederhana menciptakan sebuah lagu yang diambil dari sebuah puisi, perlu pendalaman sehingga tidak terjadi kasus salah tafsir. Bisa saja seorang Penyair adalah sekaligus Pemusiknya, atau sebaliknya, sehingga pesan puisinya lebih ekspresif.
Metode Musikalisasi Puisi
    Perenungan
    Penciptaan nada
    Pelantunan dan Ekspresi

Musikalisasi ideal adalah penggubahan puisi menjadi syair lagu tanpa mengikutsetakan pembacaan puisi. Yang dipentaskan adalah benar-benar sebuah lagu, dan puisi hanya berperan sebagai syair lagu. Perbedaan lagu hasil musikalisasi dan lagu yang diciptakan bukan dari puisi tidak terlalu kelihatan. Hanya perbedaan isi syair dan kedalaman maknalah yang membedakan syair puisi dan syair nonpuisi. Model musikalisasi puisi semacam ini sebenarnya telah tumbuh lama. Syair-syair lagu yang dibawakan oleh BIMBO sebagian merupakan puisi-puisi ciptaan Taufiq Ismail. Misalnya saja lagu Panggung Sandiwara dan Sajadah Panjang. Model musikalisasi ini semakin terangkat pamornya ketika muncul musikalisasi puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono.

Musikalisasi puisi merupakan kerja kolaborasi antara aliran seni musik dan aliran seni sastra. Untuk itu, agar muncul kolaborasi yang bernilai seni, musikalisasi puisi perlu memberikan tempat yang seimbang (harmonis) antara keahlian seni suara dan keahlian seni sastra. Maka, musikalisasi puisi sebaiknya memunculkan kedua unsur tersebut secara harmonis. Artinya, dalam musikalisasi puisi harus tercermin keindahan nyanyian dan keindahan pembacaan puisi. Kolaborasi lagu dan pembacaan puisi dapat diciptakan jika suasana puisi dapat diterjemahkan dengan baik oleh pembaca puisi dan pencipta lagu. Jika dapat diterjemahkan dengan baik maka akan terpancar kualitas puisi sekaligus kualitas musikalnya.

Nani Tandjung

TUJUH MACAM KECERDASAN

Minggu, 20 November 2011 | 0 komentar

Setiap manusia memiliki tujuh kemampuan dasar atau kecerdasan yang dikenal dengan seven kinds of smart. (Thomas Armstrong).


1)  Kecerdasan Verbal/linguistis: kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau tertulis.
2)  Kecerdasan Matematis/logis: kemampuan memanipulasi sistem nomor dan konsep logis.
3)     Kecerdasan Spasial: kemampuan melihat dan memanipulasi pola-pola desain.
4)   Kecerdasan Musikal: kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik, seperti nada, irama, dan keselarasan.
5)     Kecerdasan Kinestetis-tubuh: kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan, seperti dalam olah raga atau tari.
6) Kecerdasan Intrapersonal: kemampuan memahami perasaan diri sendiri, gemar merenung serta berfilsafat.
7)     Kecerdasan Interpersonal: kemampuan memahami, pikiran, serta perasaan orang lain.

Kita biasanya dominan dalam satu atau dua jenis kecerdasan. Meskipun demikian, dari ketujuh kecerdasan tersebut, kita memiliki kombinasi unik yang bisa kita jelajahi dan diserap sepanjang hayat. Namun umumnya, kita terlalu membatasi diri. Sebab, semasa anak-anak, kita didorong untuk hanya memusatkan diri pada satu kecerdasan—khususnya verbal/linguistis atau matematis/logis. Kedua kecerdasan inilah yang umumnya ditekankan dalam sistem pendidikan. Akibatnya, kita berkesimpulan bahwa kita tidak memiliki kemampuan atau potensi di bidang lain. Pada setiap orang memiliki 3 ketrampilan yang harus dikembangkan. Keterampilan pokok itu disebut 3 R: - Reading (membaca) - (W)Riting (menulis) - Rithmetic (berhitung).

Dari 3R itu, writing merupakan keterampilan yang terbesar jasanya bagi peradaban manusia. Bayangkan saja seandainya umat manusia tidak memiliki dan mengembangkan keterampilan menulis. Sehingga tiada tulisan-tulisan yang mewariskan seluruh kebudayaan rohaniah turun-temurun sepanjang abad. J. Hambleton Ober—Writing: Man’s Greatest Invention (Tulisan: Ciptaan Manusia yang Terbesar). Menyatakan bahwa kita harus belajar menulis pada usia yang sangat awal. Kita jarang merenungkan pentingnya tulisan bagi umat manusia, padahal tulisan memungkinkan adanya berbagai peradaban dan kebudayaan. Claude Levi Strauss—tulisan merupakan ciptaan ajaib yang pengembangan-nya membawa manusia pada suatu kesadaran yang lebih jelas terhadap masa lampau dan dengan demikian juga suatu kemampuan yang lebih besar untuk mengatur masa sekarang maupun masa depan.

BSL
 
© Copyright 2010-2011 [[ Bengkel Sastra Lintang ]] All Rights Reserved.
Powered by Blogger.com.